Saat wabah Covid-19 mulai menyebar di Indonesia, semua kegiatan yang berkaitan dengan mengumpulkan massa ditiadakan, termasuk kegiatan belajar di sekolah.
Pemerintah mengimbau siswa belajar secara online dan offline di rumah.
Sebagai fasilitator, guru punya peran penting di situasi seperti ini. Guru wajib memberi pengalaman belajar yang bermakna buat siswa meskipun dari rumah.
Caranya, dengan memakai metode pembelajaran aktif. Tips belajar seperti ini pernah diperkenalkan oleh Tanoto Foundation dengan unsur "Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi" atau yang dikenal dengan "MIKiR".
Tips pertama, apa itu "Mengalami"?
Ajak siswa melakukan kegiatan atau pengamatan. Cukup gunakan alat dan bahan yang tersedia di rumah.
Contoh kegiatan
Cara paling ampuh menstimulasi kegiatan “Mengalami” adalah dengan memberi tugas lewat pertanyaan-pertanyaan produktif, imajinatif, dan terbuka.
Produktif - mendorong siswa melakukan pengamatan, percobaan, dan penyelidikan (eksplorasi). Contohnya, mengamati pola penularan virus, lalu ditulis dalam bentuk laporan graphic organizer untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa.
Imajinatif - mendorong siswa berimajinasi. Misalnya, melukis cita-citanya, membuat cerita bergambar, atau menulis perasaannya dalam puisi.
Terbuka - menstimulasi siswa berpikir alternatif dan kreatif dengan memberi pertanyaan yang memungkinkan jawabannya lebih dari satu. Contoh, tugas menghitung ukuran benda-benda berbentuk lingkaran yang ada di dalam rumah.
Hindari!
Tips kedua, yakni "Interaksi"
Jarak fisik bukan membatasi interaksi sosial lho. Guru bisa gunakan banyak fitur teknologi digital untuk saling bertukar gagasan selama proses belajar berlangsung.
Beberapa fitur aplikasi yang bisa dimanfaatkan, yaitu:
Jangan lupa! Guru tetap jadi fasilitator yang mengarahkan jalannya diskusi pada aplikasi agar tujuan belajar tercapai.
Tips ketiga adalah "Komunikasi"
Hasil karya siswa seperti laporan pengamatan, percobaan, wawancara, puisi, gambar atau poster bisa dikumpulkan dalam bentuk suara, foto, dan video.
Selanjutnya, dikirim melalui ragam fitur aplikasi smartphone sebagai alternatif komunikasi. Jadi, tidak selalu dalam bentuk kertas catatan, ya.
Guru dan siswa juga dapat memanfaatkan media sosial untuk menerbitkan hasil karya. Nantinya, siswa diajak berkomentar pada unggahan karya teman mereka.
Cara itu dapat melatih siswa mengungkap gagasan dan percaya diri dalam berkarya. Siswa pun jadi tertantang memiliki inisiatif sendiri, tanpa diminta guru.
Tips terakhir, yakni "Refleksi"
Refleksi mengacu pada evaluasi proses belajar. Refleksi melibatkan guru dan siswa yang bisa dilakukan seperti berikut.
Tak semua guru dan siswa memiliki akses terhadap internet. Kalau pun ada, belum tentu stabil. Jadi, bagaimana caranya menerapkan tips belajar “MIKiR”?
Tenang! Ada beberapa trik untuk menerapkannya di rumah.
Tips belajar online:
Tips belajar offline:
Contoh lain mengenai pembelajaran dari rumah yang bermakna bisa dicek lewat link berikut!