Cuaca panas menyelimuti Indonesia dalam beberapa hari terakhir.
Warganet menyoroti suhu tinggi ini, bahkan sampai mengunggah konten berisi tangkapan layar suhu udara di sekitarnya.
Kondisi ini tidak hanya terjadi di Ibu Kota Jakarta, tetapi juga kota-kota lain di berbagai wilayah Indonesia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sejumlah wilayah mengalami suhu udara cukup tinggi. Pada Senin (21/10/2019), misalnya, tiga stasiun pengamatan BMKG di Sulawesi mencatat suhu maksimum tertinggi, yakni Stasiun Meteorologi Hasanuddin (Makassar) 38,8 derajat Celcius; Stasiun Klimatologi Maros 38,3 derajat Celcius; dan Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera 37,8 derajat Celcius.
Suhu Panas Dominan di Daerah Khatulistiwa
Kepala Bagian Humas BMKG Akhmad Taufan Maulana mengatakan, persebaran suhu panas yang dominan berada di selatan khatulistiwa.
Hal itu berkaitan dengan gerak semu Matahari. Pada September, Matahari berada di sekitar wilayah khatulistiwa dan akan terus bergerak ke belahan bumi selatan hingga Desember.
"Sehingga pada bulan Oktober ini, posisi semu matahari akan berada di sekitar wilayah Indonesia baghian selatan (Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagainya," papar Taufan.
Kondisi tersebut menyebabkan radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi di wilayah tersebut relatif menjadi lebih banyak, sehingga akan meningkatkan suhu udara pada siang hari.
Dalam rentang waktu kurang lebih seminggu ke depan atau akhir Oktober 2019, masih ada potensi suhu terik di sekitar wilayah Indonesia.