Pada zaman modern dan digital seperti sekarang, tidak aneh lagi melihat anak-anak kecil memegang smartphone, tablet, atau gadget. Akibatnya banyak dari mereka yang sudah mengenal Youtube, Facebook, Instagram, Tiktok, dan game online sejak usia dini.
Fenomena ini sangat berbanding terbalik dengan masa kecil generasi 90-an yang kebanyakan sekarang sudah menjadi orang tua. Lalu siapakah generasi 90-an?
Menurut buku Generasi 90an karya penulis Marchella, generasi 90-an adalah orang yang tumbuh kembang di era tahun 1990 - 2000. Pada era itu mereka masih duduk di bangku sekolah SD-SMP-SMA
Dahulu, generasi 90-an mempunyai akses terbatas dalam memperoleh informasi sehinga lebih banyak beraktivitas di luar rumah. Bermain dengan tetangga dan menggunakan alat seadanya merupakan kegiatan sehari-hari untuk mengusir rasa bosan karena belum adanya teknologi yag mendukung seperti sekarang.
Terlebih pada saat puasa, para generasi 90-an biasanya menjadi lebih sering bermain di luar rumah untuk ngabuburit dan menunggu waktu buka puasa tiba.
Kompas.com mencoba mengajak Anda bernostalgia dengan merangkum beberapa kegiatan yang biasa generasi 90-an lakukan ketika bulan Ramadhan tiba puluhan tahun lalu.
Ada yang masih ingat?
Kelereng merupakan permain yang sangat populer dimainkan anak-anak di generasi 90-an. Kala itu, banyak anak yang mengoleksinya. Dalam permainan ini biasanya yang menang akan mendapatkan Kelereng yang kalah.
Kepopuleran permainan kelereng atau biasa disebut dengan gundu ini menyebar ke berbagai pelosok Indonesia. Kelereng adalah benda padat berbentuk bulat kecil yang kuat dan mempunyai berbagai macam warna.
Benteng merupakan permainan tradisional Indonesia yang bisa dimainkan 4 sampai 78 orang. Tujuan permainan ini adalah merebut benteng lawan.
Benteng yang digunakan biasanya berupa tiang atau bambu. Terdapat strategi dan peraturan dalam bermain benteng, yakni dalam satu tim ada yang bertugas sebagai penjaga benteng, penyerang dan juga mata-mata.
Peraturan dasar permainan ini sangat mudah. Para pemain saling menangkap satu sama lain dengan pertimbangan pemain baru meninggalkan bentengnya adalah yang terkuat, sehingga dapat menangkap pemain lain yang sudah lama meninggalkan bentengnya.
Terkahir, jika pemain bisa memegang benteng milik lawan dan berteriak "benteng" maka akan mendapatkan poin.
Galasin atau Gobak Sodor juga merupakan permainan tradisional Indonesia. Permainan inimembutuhkan 2 tim. Satu tim terdiri dari minimal 4 orang.
Biasanya lapangan yang digunakan untuk bermain akan dibuatkan garis dengan panjang menyesuaikan tempat. Garis yang dibuat berbentuk enam kotak yang saling berdempetan.
Para pemain bertugas untuk menjaga agar pemain lawan tidak bisa melewati garis pertahanannya. Satu sesi permainan mempunyai dua pihak yang berseteru, satu penjaga dan yang kedua pelari. Tugas pelari adalah untuk menerobos garis per garis yang dijaga oleh lawan.
Permainan ini membutuhkan dua pemain yang saling berlawanan. Dimainkan dengan papan yang umumnya terbuat dari kayu. Papan ini memiliki 7 lubang kecil di masing-masing sisi dengan 2 lubang besar sebagai induk lubang sehingga total ada 16 lubang.
Permainan dimulai dengan mempersiapkan 7 buah biji congklak di masing-masing lubang kecil. Setelah itu, salah satu pemain mulai mengambil biji congklak dari salah satu lubang yang ada di sisinya. Kemudian biji tersebut dibagikan berjalan ke tiap-tiap lubang.
Lawannya akan mendapatkan giliran apabila biji yang dipegang pemain sudah habis, dan pemenangnya adalah pemain dengan biji congklak terbanyak yang ada di lubang induknya.
Permainan tradisional yang tersebar di pulau Jawa dan Sumatera Barat ini, merupakan permainan yang cukup populer karena bunyinya yang keras dan dapat digunakan sebagai senjata untuk perang- perangan.
Bledukan biasanya terbuat dari bambu dengan lubang di tengah, lalu ada kayu lain yang dapat masuk ke dalam lubang sehingga bisa mendorong peluru yang ada di dalamnya.
Peluru bledukan biasanya terbuat dari kertas yang basah, sehingga tidak membahayakan.
Engklek merupakan permainan tradisional yang dimainkan di atas permukaan tanah rata yang sudah digambar 8 buah kotak dan1 buah setengah lingkaran.
Permainan ini bisa dilakukan sendiri namun lebih seru jika dilakukan bersama teman-teman. Setiap pemain diwajibkan mempunyai gaco yang biasanya berupa pecahan batu atau genteng.
Untuk memulainya, pemain akan melemparkan gaco ke dalam kotak. Mereka harus melemparkan gaco ke kotak secara berurutan, mulai dari bawah sampai paling atas.
Gaco yang dilempar tidak boleh menyentuh garis atau keluar garis kotak. Setelah dilempar, pemain harus berloncat-loncat dengan satu kaki mengikuti pola gambar arena permainan dan kembali lagi untuk mengambil batu yang telah dilempar.
Bila berhasil mengambil batunya, berarti satu sesi permainan selesai dan pemain berhak mendapatkan satu kotak yang ditandai bintang. Pemain dengan bintang terbanyak ini adalah pemenangnya.
Selain permainan yang disebutkan di atas, masih banyak lagi permainan yang biasa anak-anak mainkan pada tahun 90-an. Beberapa diantaranya adalah enggrang, tazoz, yoyo, tip-top, dan masih banyak lagi.
Sampai di sini dulu nostalgianya.