Tumpukan tugas di sekolah, masalah pergaulan, hubungan dengan pasangan, masalah pribadi di rumah, tekanan lingkungan, jadi hal-hal yang punya pengaruh terhadap kesehatan mental.Nah, seseorang di usia remaja pun berpotensi rentan terkena gangguan dalam kesehatan mentalnya.
Dilansir dari Kompas.com (10/10/18) ada 20 persen anak-anak dan remaja di dunia yang punya masalah kesehatan mental.
Lebih dari setengah kasus gangguan mental faktanya terjadi di usia sebelum 14 tahun.
Adanya neuropsikiatri alias gangguan syaraf dan mental jadi salah satu penyebab utama remaja memiliki masalah kesehatan mental.
Karakteristik:
Secara konstan sering merasa gelisah, cemas, dan takut. Termasuk saat berinteraksi dengan orang lain.
Kesulitan bersosialisasi dengan teman dan jadi menarik diri dari lingkungan sekitar.
Bisa berpengaruh dengan gejala fisik seperti sakit kepala, sakit perut, atau mual.
Karakteristik:
Kesulitan konsentrasi hingga mengganggu aktivitas harian seperti belajar, bekerja, tidur, dan makan. Mood yang depresif, merasa tidak memiliki energi dalam jangka waktu lebih dari dua minggu. Kehilangan minat pada hal-hal yang disukai. Nafsu makan menurun atau meningkat drastis. Punya pemikiran, bahkan perilaku suicidal (bunuh diri).
Karakteristik:
Terus menerus hiperaktif pada aktivitas sehari-hari, tidak bisa diam, dan ingin diperhatikan.
Kesulitan konsentrasi dan perhatian mudah teralihkan.
Gejala bisa terlihat dalam rentang usia 13 hingga 18 tahun.
Karakteristik:
Perilaku makan yang abnormal, bisa terlalu sedikit atau terlalu banyak.
Ada beberapa jenis lagi, yaitu Anoreksik dan Bulimia.
Ciri-ciri anoreksik seperti punya batasan ketat pada makanan dan kehilangan berat badan secara drastis. Kemudian, bulimia muncul karena kebiasaan makan yang lalu dimuntahkan dan berakibat menyebabkan kesulitan makan nantinya.
Perlu diingat, terkait kesehatan diri, gangguan kesehatan mental perlu treatment seperti kesehatan fisik juga. Bila temanmu memiliki gejala-gejala di atas, baiknya sarankan ia segera periksakan diri ke ahli profesional seperti psikiater atau psikolog.
Remaja yang memiliki isu kesehatan mental pun butuh dukungan dari orang sekitarnya. Keluarga dan teman yang mampu mendengar keluh kesah seseorang dengan masalah kesehatan mentalnya bisa membantu.
Saling memahami kesehatan mental tentu dapat meningkatkan perhatian akan isu ini.
Dukungan kepada seseorang yang memiliki isu kesehatan bisa sangat berarti untuk proses recovery mereka.